Pages

Wednesday 30 April 2014

Ayo Berinfaq

Surah Al-Baqara, Verse 265: Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (Indonesian) via iQuran

Wednesday 23 April 2014

Menghadirkan Kemesraan, Bukan Menunggu


Bagi yang sudah berumah-tangga .... kemesraan itu dihadrkan, dibuat, atau bahkan diciptakan (kalau meminjam bahasa Tuhan).
Oleh siapa ... ?
Ya oleh kedua pihak, atau salah satu pihak yang menjadi pemancingnya.
Siapa yang terlebih dahulu mengawali, itulah yang akan menikmati kebahagiaan lebh dahulu.
Racun penghancurnya adalah ... saling menunggu, atau bahkan saling mengharap. tentunya ini akan sangat merusak, karena kita akan sibuk menunggu dan melupakan untuk berbuat.
ketika yang ditunggu tidak kunjung datang, maka kekecewaan yang akan datang.
kalau sydah kecewa, maka bawaannya adalah prasangka, selanjutnya yang mewarna adalah kehambaran rasa dari cinta yang kita bangun.
Ayo kita awali dari diri sendiri tanpa mengharapkan balasannya. InsyaAlloh ... balasan akan datang kepada yang bersungguh - sungguh bekerja tanpa mengharap balasan.
this is the real ..... lets do ...

Sunday 20 April 2014

Merendah vs Merendahkan

A : Kenapa anda tidak ikut wahai saudaraku ?
B : Wah saya tidak begitu mampu dalam bidang itu, khawatir nanti akan mengacaukan segalanya.
A : Kalau begitu, ikutkan saja si C, beliau saya lihat punya kemauan yang luar biasa.
B : Ah ... Beliau itu sama saja dengan saya, bahkan ada hal - hal yang lebih kurang. Tidak usah saja.

Dari percakapan di atas, dapat kita ambil pembelajaran bahwa, ketika sebuah penilaian kelemahan itu jatuh pada diri sendiri, maka itu disebut "merendah". Hal ini dapat menjadi hal positif bila digunakan untuk menekan kesombongan diri. Namun, kurang baik bila menjadikan diri kita tidak bisa maju.
Kemudian, bila penilaian kelemahan itu jatuh kepada orang lain, maka itu adalah "merendahkan" atau bahkan "menjatuhkan" orang dinilai, dan ini perbuatan tercela. Semoga kita bisa membedakan dua hal itu dan terhindar dari perbuatan tercela. Aamiiin.

Saturday 19 April 2014

Pahamilah Maka Dipahami

Salah satu kebahagiaan yang luar biasa adalah ketika ada dua insan bisa saling memahami antara keduanya. Saling mengerti keadaan antara keduanya. Sehingga lahirlah iklim komunikasi dan sosial yang serasi, seimbang dan saling melengkapi.
Hampir kebanyakan kita merasa sulit menerapkan hal itu dengan alasan ini dan itu. Padahal rumusnya sederhana, yaitu "pahamilah dulu orang lain sebelum kita ingin dipahami"
Lalu, apa yang membuatnya menjadi sulit ... ?
Ketika dalam hati terbetik keinginan kita untuk dipahami orang lain, maka inilah racun perusaknya, yang membuat hal itu jadi sulit. Dengan kita berperasaan sepertu itu akan melahirkan ketidakpuasan terhadap apa yang dilakukan orang kepada kita, kemudian juga, kita akan sibuk menuntut sampai - sampai kita lupa untuk berbuat. Hasilnya, kita tidak merasa dipahami, dan kita tidak sempat memahami.
Jadi kembali ke rumus awal, berusahalah untuk memahami orang, buang jauh - jauh keinginan untuk dipahami. Kemudian, nikmati hasilnya. Selamat berjuang.