Pages

Sunday 2 December 2018

Memasuki Dunia Anak

Sekelompok siswa sedang bermain di halaman sekolah. Tiba-tiba lewat seorang guru, sang guru pun berhenti sejenak kemudian masuk ke tengah-tengah kerumunan itu. Dengan berbagai gaya dan mimik wajah yang unik, si guru menyatu di tengah anak-anak itu. Seorang anak lalu mendekat dan berkata kepada sang guru: "Ustadz kok kaya anak kecil ?" Si guru hanya tersenyum sambil mengusap kepala sang anak sambil kemudian berlalu melanjutkan perjalanannya.


Terkadang ada sebuah label yang bisa bermakna beragam yaitu " sifat kekanak-kanakan". Yang kemudian berkembang menjadi "dewasa bergaya anak-anak" dan "dewasa bersifat anak-anak". Dua kalimat ini berbeda maknanya.
Dewasa bergaya anak-anak bisa dimaknai bahwa orang dewasa menggunakan gaya anak-anak dalam bersosialisasi. Sedangkan Dewasa bersifat anak-anak adalah orang dewasa yang sifat dan prilakunya seperti anak-anak. Kedua istilah ini menyangkut dengan kecerdasan dan kedewasaan seseorang. Ada orang yang memiliki kecerdasan ganda dimana dia bisa menggunakan berbagai metode dan bersosialisasi, termasuk bergaya anak-anak tadi. Ada pula orang yang lamban dalam mencapai kematangan kedewasaannya, sehingga pola pikir dan sifatnya terkadang seperti yang nampak pada anak-anak.
Sepertinya istilah yang pertama lebih dominan positifnya. Dimana seseorang dituntut memiliki kecerdasan ganda dalam menghadapi berbagai macam lingkungan. Nah, salah satunya adalah komunitas anak-anak.
Salah satu metode yang tepat untuk digunakan adalah bagaimana kita bisa memasuki dunia anak-anak.

No comments:

Post a Comment