Kalau kita bahas Teori-teori komunikasi, maka akan sangat banyak sekali, oleh karenanya akan kami bagi dalam beberapa postingan.
Serba ada, serba luas, dan serba makna, adalah ketiga kata sifat yang menjadi ciri khas yang seringkali dipakai untuk menggambarkan fenomena komunikasi manusia
Sebelum kita memasuki pembahasan mengenai teori-teori komunikasi pada tahap awal dan tahap sesudahnya, rasanya perlu disinggung mengenai empat perspektif komunikasi manusia yang dijelaskan oleh B. Aubrey dalam bukunya Teori-Teori Komunikasi (terj) walaupun dia menyatakan bukanlah, secara tegas, merupakan teori-teori komunikasi. Sekalipun perspektif ini sebagai pendekatan yang relatif jelas atas fenomena komunikatif, ia hendaknya tidak dipandang saling eksklusif. Bukan pula bersifat mencakup semua pendekatan konseptual pada studi komunikasi manusia. Keempat perspektif tersebut adalah:
Pertama, Perspektif Mekanistis
Perspektif mekanistis komunikasi menekankan pada unsur fisik komunikasi,
penyampaian dan penerimaan arus pesan (seperti ban berjalan di antara
sumber / para penerimanya.
Doktrin-doktrin mekanisme adalah:
- Kuasi-Kausalitas; para ahli teori dan filsof (misalnya, Bergman, 1957) sering mengasosiasikan mekanisme dengan kausalitas,
idealisme mekanistis menganggap kausalitas yang menyebabkan adanya
hubungan prinsipal antara konsep atau fenomena dalam pengertian bahwa
suatu pernyataan teoritis, yang dikemukakan secaramekanistis, akan mengharuskan. "A"
menyebabkan B"
- Transivitas Fungsi: mekanisme dapat mencakup juga pertimbangan fungsional dari hubungan fenomenal. Penjelasan fungsional menekankan tidak hanya apa A itu akan tetapi juga pada apa yang diperbuat oleh A. (komponen atau konsep yang bekerja dihubungkan antara yang satu dengan lainnya). Prinsip lainnya dari transivitas tersebut berkaitan dengan identitas fungsional dari setiap komponen atau mekanisme itu sendiri.
Yang menjadi titik sentral dari model mekanistis komunikasi adalah unsur penyampaian - gerakan pesan dari satu tempat ke tempat lainnya, yang dengan jelasnya memberikan titik berat pada saluran. Karena mekanisme memfokuskan perhatiannya pada saluran, maka pengkajian dan penyusunan teori komunikasi pun berfokus pada saluran sebagai tempat untuk mencari fenomena komunikatif.[1]
Kedua; Perspektif Psikologis
Perspektif psikologis tentang manusia memfokuskan perhatiannya pada individu - si komunikator / penafsir - baik secara teoritis maupun empins, Secara lebih spesifik lagi, yang menjadi fokus utama dari komunikasi adalah mekanisme internal penerimaan dan pengolahan informasi. Fokus ini telah menimbulkan orientasi komunikasi manusia yang berpusat pada penerima Walaupun bidang psikologis sebenarnya yang dipinjam perspektif ini masih tidak jelas, unsur-unsur perantara dari behaviorisme S-O-R dan psikologi kognitif, khususnya teori keseimbangan, cenderung untuk mendominasi usaha penelitian para ilmuan komunikasi yang mempergunakan perspektif psikologi.
Ketiga, Perspektif Interaksional
Perspektif interaksional menonjolkan keagungan dan nilai individu di atas segala pengaruh lainnya
Blumer (1969:2) telah mengemukakan tiga buah "premis sederhana" yang menjadi dasar interaksionisme simbolis. Ketiganya berfungsi sebagai ringkasan tentang posisi filosofis/teoritis dari interaksi simbolis (1) manusia bertindak terhadap hal-hal atas dasar makna yang dimiliki oleh hal-hal tersebut. (2) makna itu berkaitan langsung dengan "interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan teman-temannya". (3) makna ini diciptakan, dipertahankan, dan diubah melalui proses penafsiran yang dipergunakan oleh orang tersebut dalam berhubungan dengan hal-hal yang ia hadapi". Umumnya, perspektif interaksional di bidang komunikasi manusia merupakan reaksi humanistik terhadap mekanisme dan asumsi yang menyertainya tentang kelinieran yang terletak dalam saluran Perspektif interaksional tentang komunikasi manusia amat sering dinyatakan sebagai "komunikasi dialogis atau komunikasi yang dipandang sebagai dialog.
Keempat; Perspektif Pragmatis
Yang fundamental bagi setiap studi komunikasi manusia yang serius dalam perspektif pragmatis adalah daftar kategori yang menyatakan fungsi yang dilakukan oleh komunikasi manusia dan yang memungkinkan tindakan komunikatif untuk diulang kembali pada saat yang berlainan. Langkah berikutnya dalam memahami komunikasi manusia adalah mengorganisasikan urutan yang sedang berlangsung ke dalam kelompok kelompok karakteristik sehingga peristiwa itu "cocok" satu sama lainnya dalam suatu pola yang dapat ditafsirkan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[1]B. Aubrey Fisher, Teori-Teori Komunikasi (terj) (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1978) h.190
[2] Zainab, Siti. Diktat Ilmu Komunikasi
No comments:
Post a Comment