Pages

Tuesday 9 February 2021

Teori-teori Komunikasi Part. 2 : Teori-teori pada tahap awal

Baik, kita lanjutkan catatan tentang Teori-teori Komunikasi. Pada pembahasan sebelumya sudah kita bahas tentang Empat Prespektif dalam Teori-teori Komunikasi. Sekarang kita lanjutkan pembahasan tentang Berbagai macam teori Komunikasi.  

Di bawah ini adalah teori dan model komunikasi yang tampil pada awal tahun sekitar dekade 1940-an dan 1950-an, di antaranya adalah:

  1. Lasswell's Model (Model Lasswell). Model komunikasi dari Harold Lasswell ini dianggap oleh para pakar komunikasi sebagai salah satu teori komunikasi yang paling awal dalam perkembangan teori komunikasi (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan: Who says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan apa Melalui saluran apa Kepada Siapa Dengan Efek apa). Adapun fungsi komunikasi menurut lasswell adalah sebagai berikut: (a) The Surveillance of the environment (pengamatan lingkungan). (b) The correlation of the parts of society in responding to the enviroment (korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungan). (c) The transmission of the social heritage from one generation to the next (transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain). 
  2. S-O-R Theory. Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus - Organism - Response ini semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus response ini. efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuain antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah : (1) Pesan (Stimulus, S). (2) Komunikan (Organism, O) (1) Efek (Response, Retorika). Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek "how" bukan "what" dan "why". Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. 
  3. S-M-C-R Model. Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah: S dari Source yang berarti sumber atau komunikator, M dari Message yang berarti pesan; C dari Channel berarti saluran atau media, sedangkan R dari Receiver berarti penerima atau komunikan. Baik S-M-C-R maupun S-O-R adalah proses komunikasi.
  4. The Mathematical Theory of Communication. Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena teori komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan Claude E Shannon dan Warren Eaver. Model matematikal dari Shannon dan Weaver menggambarkan komunikasi sebagai proses linear. Sumber informasi (Information Source) memproduksi sebuah (message) untuk dikomunikasikan Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima (recevier). Dalam percakapan sumber informasi adalah benak (brain), pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara. Penerima (recevier) melakukan kebalikan operasi yang dilaksanakan pemancar, yakni merekonstruksi pesan dari isyarat. Tujuan (destination) adalah orang atau benda kepada siapa atau kepada apa pesan ditujukan.
  5. The Osgood and Schramm Circular Model. Model Osgood dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi sebagai tampak pada gambar. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pada perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi, selain itu fungsinya menggambarkan dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menyandi, decoding atau menyandi balik, dan interpreting atau menafsirkan.
  6. Dance's Helical Model. Model komunikasi helikal ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model sirkular dari Osgood dan Schramm. Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi yang datang menyusul. menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi. Proses komunikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur unsur, hubungan-hubungan, dan lingkungan lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan bagaimana aspek-aspek dari proses berubah dari waktu ke waktu 
  7. Newcomb ABX Model Model. Newcomb ini merupakan perluasan dari karya psikolog Heider tetap (1946) berkenaan dengan keajegan dan ketidakajegan yang mungkin timbul di antara dua orang dalam hubungannya dengan orang ketiga atau suatu objek. Teorinya itu menyangkut kasus dua orang yang mempunyai sikap senang atau tidak senang terhadap masing-masing dan terhadap objek eksternal, maka akan timbul hubungan seimbang (jika dua orang saling menyanangi dan menyenangi suatu objek) dan juga terjadi tak seimbang (kalau dua orang saling menyenangi, tetapi yang satu menyenangi objek, dan yang lain tidak). Selanjutnya apabila terjadi keseimbangan, setiap peserta akan menghadang perubahan, dan manakalaterjadi ketidakseimbangan berbagai upaya akan dilakukan untuk memulihkan keseimbangan kognitif. 
  8. The Theory of Cognitive Dissonance. Istilah disonansi kognitif dari teori yang ditampilkan oleh Leon Festinger ini berarti ketidaksesuaian antara kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang Orang yang mengalami disonansi akan berupaya mencari dalih untuk mengurangi disonansinya itu dengan jalan mengubah perilakunya, kepercayaannya atau opininya. 
  9. Inocculation Theory. Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh McGuire ini mengambil analogi dari peristiwa medis Orang yang secara fisik tidak siap untuk menahan penyakit infeksi, seperti cacar dan polio, memerlukan inokulasi (suntikan) vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuh supaya dapat melawan penyakit. Demikian pula halnya dengan orang yang tidak memiliki informasi mengenai suatu hal atau tidak menyadari posisi mengenai hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau dibujuk, oleh karena ia tidak siap untuk menolak argumentasi si persuader atau pembujuk. Suatu cara untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah "menyuntiknya" dengan argumentasi balasan (counterarguments). Menurut McGuire (1964) orang dapat diinokulasi untuk melawan persuasi. 
  10. The Bullet Theory of Communication. Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoritis komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori jarum hipodermik Teori ditampilkan paada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun ardio CBS di Amerika berjudul "The Invasion From Mars". Wilbur Schramm pada tahun 1950-an mengatakan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang pasif tidak berdaya.

 ------------------------------------------------------

[1] Zainab, siti. Diktat Ilmu Komunikasi

No comments:

Post a Comment